Kamis, 28 Oktober 2010

Manusia dan Kesustraan

A. Pengertian Sastra
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) arti kata sastra adalah “karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya”. Karya sastra berarti karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra memberikan wawasan yang umum tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual, dengan caranya yang khas. Pembaca sastra dimungkinkan untuk menginterpretasikan teks sastra sesuai dengan wawasannya sendiri.
Menurut Wellek dan Warren (1989) sastra adalah sebuah karya seni yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. sebuah ciptaan, kreasi, bukan imitasi
2. luapan emosi yang spontan
3. bersifat otonom
4. otonomi sastra bersifat koheren(ada keselarasan bentuk dan isi)
5. menghadirkan sintesis terhadap hal-hal yang bertentangan
6. mengungkapkan sesuatu yang tidak terungkapkan dengan bahasa sehari-hari.

Sastra dapat memberikan kesenangan atau kenikmatan kepada pembacanya. Seringkali dengan membaca sastra muncul ketegangan-ketegangan (suspense). Dalam ketegangan itulah diperoleh kenikmatan estetis yang aktif.

B. Antropologi Sastra.

               Perkembangan antropologi sastra adalah hakikat manusia sebagaimana dikemukakan oleh Ernst Cassirer (1956: 44) manusia sebagai animal symbolicum, yang sekaligus menolak hakikat manusia sebagai semata-mata animal rationale. Menurut Cassirer, yang kemudian juga dimanfaatkan salam sosiologi interaksi simbolik Meadean (Riter dan Douglas, 2004: 272), system symbol mendahului system berpikir, sebab pada dasarnya pikiran pun dinyatakan melalui symbol.
                Jadi Atropologi sastra adalah ilmu yang mempelajari karya sastra dengan revalansi manusia.

                Oleh karena antropologi sastra menyangkut masalah kebudayaan, maka selain melalui penokohan, dapat juga dideteksi melalui latar, seperti latar masyarakat Dayak, Tengger, Irian Jaya, Sunda dan sebagainya. Sama seperti sosiologi sastra dan psikologi sastra, antropologi sastra pun berfungsi untuk memperkenalkan kekayaan khasanah cultural bangsa sehingga masing-masing kebudayaan menjadi milik bagi yang lain.
               Aspek-aspek kebudayaan sama sekali tidak bias dipahami terpisah dari gejala yang lain. Sastra adalah bagian integral kebudayaa, menceritakan berbagai aspek kehidupan dengan cara imajinatif kreatif, sekaligus masuk akal. Seperti disinggung di atas, antropologi sastra mempermasalahkan karya sastra dalam hubungannya dengan manusia sebagai penghasil kebudayaan. Manusia yang dimaksudkan adalah manusia di dalam karya, khususnya sebagai tokoh-tokoh.dalam hubungan inilah karya sastra merupakan studi multicultural sebab melalui karya sastra dapat dipahami keberagaman manusia dengan kebudayaannya. Sastra Indonesia modern, sejak balai pustaka hingga sekarang jelas telah menceritakan keberadaan berbagai suku, ras agama, dan adat-istiadat. Dengan membaca karya sastra dapat dipahami kebudayaan Sunda, Jawa, Bali, dan sebagainya. Kebudayaan Jawa jelas tidak homogen, melainkan menampilkan berbagai macam kebudayaan dengan ruang lingkup yang lebih kecil, demikian seterusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar